Jumat, 08 April 2011

Antioksidan


Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (pendonor elektron) atau reduktan. Senyawa ini memiliki bobot molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas, selain itu dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul reaktif. Akibatnya kerusakan sel akan dihambat.
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan, sedangkan oksidan adalah senyawa penerima elektron. Kemiripan sifat antara radikal bebas dan oksidan terletak pada agresivitas untuk menarik elektron di sekelilingnya karena elektron yang tidak berpasangan di dalam molekulnya, berdasarkan sifat ini, radikal bebas dianggap sama dengan oksidan tetapi tidak setiap oksidan merupakn radikal bebas, namun dasi sifat kereaktivitasannya ini dapat dapat diredam oleh senyawa yang bersifat antioksidan.
Kerusakan sel yang disebabkan oleh reaksi oksidasi yang terjadi baik oleh radikal dapat terbentuk meleui 2 cara yaitu:
1.         Secara endogen (sebagai respons normal proses biokimia intrasel maupun ekstrasel).
2.         Secara eksogen (misalnya dari polusi, makanan, serta injeksi maupun absorpsi melaui kulit).
Radikal bebas dapat terbentuk ketika komponen makanan diubah menjadi bentuk energi pada proses metabolisme, proses metabolisme ini sering terjadi kebocoran elektron, dalam kondisi demikian udah sekali terbentuk radikal bebas, selain itu juga radikal bebas dapat terbentuk dari senyawa lain yang sebenarnya bukan radikal bebas, tetapi mudah berubah menjadi radikal bebas.
Akan terjadi 3 kemungkinan bila radikal bebas bertemu dengan senyawa bukan radikal bebas:
1.    Radikal bebas akan memberikan elektron yang tidak berpasangan kepada senyawa bukan radikal.
2.    Radikal bebas menerima elektron dari senyawa bukan radikal bebas.
3.    Radikal bebas bergabung dengan senyawa bukan radikal bebas.
Kerusakan sel yang disebabkan oleh senyawa radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara:
1.    Mencegah atau menghambat pembentukan radikal baru.
2.    Mengaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemotongan rantai).
3.    Memperbaiki kerusakan oleh radikal.
Dua dari ketiga cara penghambatan ini yang dilakukan oleh antioksidan yaitu pada poin 1 dan 2.
Karotenoid alami (juga dikenal sebagai ekstrak karoten) secara alami memberikan pigmen warna pada berbagai tumbuhan termasuk buah-buahan dan sayuran. Karotenoid berperan penting bagi kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Karotenoid diasosiasikan dengan respon imun yang lebih baik, perlindungan terhadap kanker dan juga berfungsi sebagai antioksidan. Anak yang kekurangan gizi seringkali memiliki konsentrasi serum karotenoid lebih rendah dibandingkan dengan anak yang cukup gizi. Anak yang kekurangan gizi cenderung mengalami masalah kesehatan yang serius. Sumber karotenoid alami antara lain: wortel, kentang, mangga, labu dan sayuran berdaun hijau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar